Kamis, 21 Desember 2017

Minta Vaksin Difteri Namun Ditolak, Berikut Alasanya

Minta Vaksin Difteri Namun Ditolak
Source Image: viva.co.id
Medisnosis - Minta Vaksin Difteri Namun Ditolak, Berikut Alasanya, Dirjen Pencegahan serta Pengendalian Penyakit Menular, Kemenkes RI, H.M. Subuh MPPM., membicarakan supaya masyarakat tak butuh risau dengan kecukupan vaksin difteri untuk program Outbreak Response Immunization (ORI). Menurutnya, pemerintah bakal menjamin vaksin difteri untuk ORI hingga akhir tahun.

"Pemerintah jaga pasokan vaksin sebab produsen vaksin paling besar Bio Farma di Indonesia. Dirinya telah ekspor ke 134 negara sehingga persediaan vaksin difteri aman. Sebab mereka juga jaga pasokan vaksin dunia, Indonesia juga wajib terjaga," ucap Subuh terhadap VIVA, saat ditemui di Jakarta, belum lama ini.

Meski begitu, Subuh membahas tetap tak sedikit pelayanan kesehatan yang menyatakan pasokan vaksinnya mengalami kekosongan. Faktor ini sebetulnya untuk memenuhi persyaratan program ORI yang berdasarkan usia.

"Ada puskesmas yang nolak pasien yang ingin disuntik difteri ikut ORI, tapi pas saya cek pasokan vaksin ada. Nyatanya ditolak sebab mereka bukan target untuk diimunisasi. Atas usia 18 tahun anggaran sendiri. Di rumah sakit kan dapat, tapi anggaran sendiri," jelas Subuh.

Menurut Subuh, prioritas pemerintah dalam program ORI merupakan usia 1 hingga 19 tahun. Di mana prioritas mutlak diperbuat di 3 provinsi di 12 kabupaten kota antara lain kota Jakarta Barat, kota Jakarta Utara, Purwakarta, Karawang, Bekasi, kota Bekasi, kota Depok, Tangerang, Serang, kota Tangerang, kota Serang, serta kota Tangerang Selatan.

"Prioritas pemerintah merupakan usia 1-19 tahun di 3 provinsi di 12 kota untuk ORI serta program vaksin selalu untuk bayi hingga 3 SD. Di luar itu mandiri dulu. Artinya mereka mau membayar sendiri untuk pencegahan serta itu telah keren."

Artikel Terkait

Minta Vaksin Difteri Namun Ditolak, Berikut Alasanya
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email